Senin, 18 April 2011

I Heart Jogja


Wati berkata, "Mereka bilang, Jogja adalah kota yang selalu menawarkan keramahan dan memberikan jawaban. Kota yang mereka bilang sebagai kota kenangan. Aku setuju dengan pendapat itu."

Bagaimana denganmu?

Tulis ceritamu tentang Jogja. Boleh sebuah fiksi atau pengalaman nyata. Misalnya tentang cinlok (cinta lokasi) dengan seseorang saat berada di Jogja. Atau cerita perjalananmu saat berkunjung ke Jogja. Boleh juga menuliskan sebuah momen paling mengesankan selama studi (kuliah) di Jogja. Apapun kenanganmu tentang kota Jogja boleh kamu tuliskan. Nantinya semua tulisan yang masuk dan memenuhi persyaratan, akan dibukukan. Judul bukunya: "I Heart Jogja".

Mungkin nanti bisa dibuat kaos atau pinnya juga (?) ;)

Syarat-syarat penulisan:

1. Wajib menggunakan template dari Nulisbuku. Klik di sini untuk download kalau belum punya. Atau hubungi nbc.jogja@gmail.com jika tidak bisa men-downloadnya. Nanti template-nya akan kami attach via email.

2. Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).

3. Bertema tentang Jogja. Bisa setting ceritanya, boleh juga bercerita tentang suatu obyek wisata di Jogja. Apapun, yang penting bernuansa Jogja.

4. Maksimal tujuh (7) halaman template Nulisbuku. Maksudnya, setelah download template-nya, abaikan  halaman judul, daftar isi, dll-nya. Lalu tulis ceritamu di bagian isi (halaman 5 ->> "Mulai dari sini...").

5. 1 orang 1 cerita.

Naskah yang sudah selesai bisa dikirim ke nbc.jogja@gmail.com dengan subject: Cerita Jogja. Naskah bisa dilengkapi dengan ID Twitter/Facebook dan biodata singkat. Singkat aja ya :)

Naskah diterima paling lambat (dateline) tanggal 10 Mei 2011, pukul 23:59 WIB.

Pertanyaan lebih lanjut tentang proyek buku ini, bisa mention @vic_hasiholan via Twitter atau mengirim email ke nbc.jogja@gmail.com.


#iheartJogja bukan sebuah lomba, soalnya gak ada hadiahnya. #iheartJogja adalah sebuah proyek menulis buku tentang Jogja, yang sebagian royalti penjualannya akan disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Nanti akan ada pemberitahuan rinciannya.

Selamat menulis!

PS. Banyak lagu tentang Jogja yang sudah tercipta. Tapi sepertinya belum ada buku yang bercerita tentang Yogyakarta.

Minggu, 17 April 2011

Sesuatu Yang Tertunda

Diposting oleh: Victor Hasiholan pada 18 April 2011, pukul 10:13 AM.


Berawal dari sebuah tweet: “Gimana kalau follower @nulisbuku yang ada di Jogja kumpul buat bikin sebuah klub buku?” dan dibalas dengan “Gimana kalau bikin NBC Jogja aja?”.

Begitu kira-kira percakapan saya dengan seseorang di balik layar akun Twitter @nulisbuku. Dari sinilah mulai terbentuk ide untuk membentuk komunitas penulis dan pembaca (penulis pasti seorang pembaca juga) di regional Jogja dan sekitarnya.

Tapi sebenarnya ide (dan impian saya) untuk membentuk sebuah klub buku sudah ada sejak lama di benak saya.
********/*******

Perjalanan saya sebagai seorang penulis berangkat dari sebuah komunitas. Di komunitas itu, pada awalnya, saya dididik agar bisa menulis dengan baik dan menghargai sebuah karya. Pada mulanya semua berjalan dengan baik-baik saja. Saya terus belajar dan saling berbagi segala hal (tidak saja tentang dunia literasi) dengan semua anggota di komunitas tersebut. Hingga akhirnya saya meninggalkan komunitas tersebut karena beberapa hal, entah apa saya tidak mengingatnya. Saya bahkan sudah lupa semua anggotanya! :D

Tapi sudahlah...

Setelah pergi dan tak kembali lagi, saya merenungkan satu hal: “Mungkin gak ya, ada seseorang di luar sana, yang punya minat dan keinginan untuk menjadi seorang penulis, seperti saya dahulu, tapi tidak tahu di mana dia bisa memulainya.

Pemikiran itu saya tulis dalam sebuah tweet dan status Facebook, dan mendapat respon dari beberapa orang. Salah satunya bernama Nanda Mayank. Hingga pada suatu malam, saya dan dia chatting via YM dan berniat membentuk sebuah klub buku yang anggotanya dimulai dari dua orang saja.

Visi kami saat itu sederhana. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Menemukan talenta penulis-penulis muda di Indonesia, khususnya di Jogja.
2. Mengembangkan dunia literasi di Indonesia yang (sepertinya) mati suri.

Kami kemudian merencanakan aktivitas (misi) di dalam komunitas tersebut:

1. Belajar menulis bersama.
Hal ini didasarkan dari pengalaman saya yang tumbuh dalam sebuah komunitas. Masukan, kritikan, pujian dan sanjungan dari pembaca, yang selanjutnya saya sebut feedback dari banyak orang, ternyata sangat berguna untuk perkembangan kualitas tulisan yang saya tulis dari waktu ke waktu. Dari sini saya belajar bahwa: pujian memberi kebahagiaan, dan kritikan memberi pelajaran. Keduanya berguna untuk mendewasakan penulis di masa depan.

2. Membuat sebuah proyek.
Awalnya dari tweet Djenar Maesa Ayu, saat dia mulai menulis buku “1 Perempuan 14 Laki-Laki”. Saat itu Djenar memberi saya ide tentang “menulis keroyokan”. Satu buku digarap beberapa orang. Setelah bisa kompak menulis bareng, kami berharap kalau nantinya komunitas ini bisa membuat sebuah karya nyata (gak cuma kumpul tanpa hasil apa-apa). Karena ini sebuah komunitas penulis, tentunya berupa karya tulis. Sebenarnya gak harus buku. Bisa juga sebuah skenario FTV, film layar lebar atau bahkan sebuah majalah yang terbit rutin tiap bulan.

3. Bertukar ide cerita.
Masih berkaitan dengan misi nomor dua. Saya kira di tiap benak penulis, setiap hari, pasti ada sebuah ide baru untuk dituliskan. Dan sayangnya itu semua tidak sempat untuk direalisasikan. Di komunitas ini kami mengharapkan masing-masing anggotanya bisa saling berbagi ide mentah. Mungkin ada anggota lainnya yang lebih bisa mengembangkannya menjadi sebuah cerita dan berakhir menjadi sebuah karya sastra yang dibukukan.

4. Berbagi pengalaman dan semangat.
Gak jarang sebagai penulis pemula, saya dulu moodnya sering naik turun saat menulis. Saat lagi naik, dalam sehari saya bisa menulis hingga 4000 kata. Apa saja. Dari mulai sebuah cerita pendek hingga tulisan yang berisi pikiran saya tentang kejadian di luar sana. Tapi saat lagi turun semangatnya, dalam seminggu saya bisa tidak menuliskan satu pun kata. Di dalam komunitas ini, kami berharap, kita bisa berbagi beberapa beberapa tips untuk mengatasi rasa moody ini. Kalau tips saya sederhana: saat tidak ingin menulis, mulailah membaca. Lalu tulis ulang apa yang sudah kamu baca. Karena bagi seorang penulis: tiada hari tanpa menulis. Dan di saat seorang penulis tidak menulis, pasti dia sedang membaca.

5. Berbagi koleksi buku.
Sejujurnya, tiap memasuki sebuah toko buku di mana saja, saya selalu punya keinginan untuk membaca semua koleksi yang ada. Tapi kembali ke alasan klasik: dana tidak mencukupi.. hehe. Jadi saya ingin di komunitas ini ada “acara” berbagi koleksi buku. Siapa tahu buku yang ingin saya baca dimiliki oleh anggota lainnya, begitu pula sebaliknya. Bahkan saya bermimpi, komunitas ini nantinya mempunyai sebuah perpustakaan kecil yang koleksinya berasal dari masing-masing anggotanya. Dari pada buku-buku itu hanya “dimakan” lemari, dan tidak mungkin kan semua koleksi buku kita dibaca semua dalam sehari dan tiap hari? Yah, untuk poin ini memang impian saya secara pribadi :D


Meskipun memang ada beberapa orang yang menganggap menulis dan membaca hanya untuk kesenangan, hobi atau sekedar pengisi waktu luang; tapi saya juga berpikir, pasti ada juga orang-orang yang tujuan hidupnya ingin menjadi seorang penulis ternama. Menjadi seorang pengarang yang namanya tertulis di sebuah punggung buku yang bertitel “Best Seller”. Dari komunitas ini kami berharap bisa menemukan orang-orang “terhilang” seperti mereka.
Jika ada orang yang senang membaca, rajin menulis, suka dengan dunia literasi; mengapa tidak sekalian saja menjadi penulis profesional? Bukankah tidak ada orang yang benar-benar sukses jika dia melakukan pekerjaan yang tidak benar-benar dia senangi? Dan saya yakin karier sebagai seorang penulis masih sangat cerah dewasa ini.

Bahkan tidak hanya profesi penulis. Semua pekerjaan yang dilakukan karena memang ada hati saat mengerjakannya, pasti akan membawa kesuksesan untuk yang melakukannya.
********/*******

Nothing last forever. Begitu pepatah Inggris mengatakan, kalau tidak ada satu pun yang abadi.

Mungkin karena NBC Jogja ini baru berdiri, kita semua masih semangat ‘45 saat ini. Beberapa hal yang saya pelajari, dan saya juga belajar dari pengalaman orang lain yang pernah terlibat dalam organisasi nirlaba selama ini, ada tiga faktor yang bisa membuat sebuah komunitas non profit hilang tak berbekas sama sekali karena ditinggal pergi. Dan saya harap ini tidak terjadi di NBC.

1. Komunikasi antar anggota jelek dan tidak transparan. Terlalu banyak berharap pada stakeholder.
Itulah mengapa pada awalnya saya tekankan harus ada sebuah pertemuan rutin (di dunia nyata). Ini lebih kepada menjaga hubungan baik antar anggotanya. Bentuknya bisa makan bersama (bayar masing-masing tapi ya :p), curhat (boleh kok), atau apalah yang bisa membuat masing-masing anggotanya merasa nyaman dan “diorangkan” dalam komunitas. Gak ada yang merasa sebagai pelengkap penderita saja.

2. Komunitas non profit lebih berhubungan dengan emosi. Bukan materi. Karena tidak ada “commercial value”. Istilah kasarnya: gak ada yang dibayar.
Itulah mengapa saya bikin motto: dari kita, untuk kita. Jadi suksesnya komunitas ini karena kita. Hancurnya komunitas ini juga karena kita yang ada di dalamnya. Jangan sampai ada yang merasa jadi orang nomor satu atau nomor dua. Semua anggota mempunyai hak yang sama dalam berbicara. Kalau ada uneg-uneg katakan saja pada yang lainnya. Kita belajar sistem demokrasi sama-sama.

Jangan ada “silent majority” yang selama ini menjadi kelemahan negara demokrasi. Demokrasi itu harus hiruk pikuk. Demokrasi itu berarti: “Saya akan mempertahankan hak Anda untuk berpendapat, meskipun saya sama sekali tidak suka atau tidak setuju pada pendapat Anda.” Hingga akhirnya tiap pendapat atau masukan diputuskan secara musyawarah atau voting. Dan memang, tiap keputusan yang diambil pasti tidak dapat menyenangkan semuanya. Tapi bukankah itu esensi dari demokrasi? Bukankah itu makna kata “keputusan”? Ada kata “putus” di sana, yang memang bermakna menyakitkan. Tapi itulah demokrasi: menghargai keputusan bersama.

Sistem ini untuk menghindari otoritas satu atau beberapa orang dalam komunitas non profit. Gak ada bosnya, istilahnya. Jangan ada yang merasa memerintah atau diperintah. Kasarnya: “Siapa elu? Kasih makan gue aja kagak!” :D

3. Menjaga komitmen awal.
Yang sulit dilakukan saat melakukan aktivitas sosial adalah menjaga semangat mula-mula. Karena memang tidak ada kewajiban untuk melakukannya dengan sebaik-baiknya. Seiring waktu yang berjalan, tiap-tiap anggota komunitas non profit bisa saja mempunyai banyak kesibukan. Dan selanjutnya akan berpikir: “Apa untungnya?” Atau “Mana yang lebih menguntungkan?”

Jadi kembali ke nomor satu. Komunitas non profit harus lebih bisa memberi makna dan meninggalkan kesan di tiap anggotanya. Misalnya bisa jadi tempat curhat, menambah relasi atau apa saja yang bisa membuat tiap anggotanya merasa nyaman ada di dalamnya, dan akhirnya merasa memiliki komunitasnya. Jika sudah punya rasa memiliki, pasti selanjutnya akan lebih mudah untuk berkomitmen dan bertanggung jawab pada “kelangsungan hidup” komunitas tersebut.

Lawan kata cinta bukan benci, melainkan tidak peduli. Jadi jika Anda mencintai, pasti Anda peduli dengan obyek yang Anda cintai.


Demikian.

Silahkan kalau ada yang menambahkan :)

Senin, 14 Maret 2011

Perkenalkan Dirimu!

Ada istilah: "tak kenal maka tak sayang." Jadi perkenalkanlah dirimu kepada anggota komunitas yang lainnya.


     Victor Hasiholan S, yang mempunyai nama pena "Vic" ini adalah seorang batak yang lahir di Kutoarjo, sebuah kota kecil di Jawa Tengah, pada 9 Juni 1987. Tinggal di Yogyakarta sejak duduk di bangku SMA.

     Waktu kecil bercita-cita menjadi dokter. Saat SMA ingin menjadi ahli komputer. Tapi sejak "bertemu" Soe Hok Gie, cita-citanya menjadi sederhana saja: ingin mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.

     Berkhayal, menulis fiksi/non fiksi dan "mengoreksi" sebuah karya menjadi kegiatan sehari-hari, sambil terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Bisa ditemui di twitter.com/vic_hasiholan atau http://vice9.blogspot.com.

********/*******

     Hallo... Saya dikasih nama orang tua saya Terry Perdanawati. Biasa dipanggil Terry atau Tey. Jawa asli 100% lahirnya di Jogja 25 tahun yang lalu. Udah lama ternyata :P

     Waktu kecil cita-cita saya jadi petinju. Tapi karena badan saya yang mini ya gak jadi deh. Akhirnya saat SMP saya jatuh cinta sama bahasa Inggris dan akhirnya kuliah deh di Sastra Inggris UNY. Setelah 3 tahun kuliah dan eeeerrrr... 4 tahun nulis skripsi, akhirnya saya jadi sarjana, sodara-sodara!! :P

     Kesibukan saya menulis. Ada cerpen, (lagi berusaha) nulis novel, dan beberapa lirik lagu. Selain itu sih saya berkedok jadi dosen, biar kalau ditanyain apa kerjaannya, bisa agak keren gitu jawabnya.

     I am a social media junker :P Jadi akan sangat mudah untuk menemukan saya di twitter dgn ID : @tey_saja dan akun FB : Terry Perdanawati.

     Nice to know you all ^_^

********/*******

     Terlahir di Blora pada 8 Agustus 1985 dengan nama lengkap Rahadi Agung Wijayanto, Ardhi Widjaya menjadikan menulis sebagai kegemarannya yang harus disempatkan untuk terealisasi, di tengah aktifitasnya sebagai Division Manager di sebuah Perusahaan IT di Yogyakarta sekaligus sebagai Language & Communication Consultant di Ardhi Widjaya & Co.

     Linger-ie adalah buku ke-3 Ardhi yang merupakan sebuah novel fiksi (terbit via nulisbuku.com). Dua buku sebelumnya adalah Desperate Hunks (sebuah psikologi populer) dan Schrijven Dalam 7 (Kumpulan Puisi 4 Bahasa: Indonesia, Inggris, Perancis dan Jawa).

********/*******

     Hi! Saya adalah... Vitrie Kusuma Ayu, 18th (@v3biebs). Lahir di Batam dan sangat ingin migrasi ke Jepang. Berprofesi sebagai "Anak Networking Abal" dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di bangku kuliah jurusan IT.

     Menulis adalah salah satu hobi saya. Rekaman otentik tentang hidup saya bisa dilihat di Blog Pribadi dan sedikit tutorial hasil Eksperimen saya.

     I admit my self as a Belieber (Justin Bieber's freaking fans), a writer, a designer (totally amateur) and a dreamer. Saya sangat tertarik dengan berbagai hal tentang Jepang dan Korea, komik dan berdebat tentang berbagai hal yang berbau filsuf.  Ah, saya sangat menyukai hujan, summer dan sedikit tentang pemrograman web.

     Yoroshiku, minna-san! Sarangheyo.

********/*******

     Hai Haii.. Langsung aja ya.. Nama lengkapku R.A. Hadwitia Dewi Pertiwi.. Kalau ada yang nanya "R.A." itu apa, kepanjangannya adalah Raden Ajeng.. You can call me Witia.. 

     Aku 100% darah Jogja, tapi lahir dan hidup selama 11 tahun di Palembang.. Jadi secara packaging luar memang gak ada Jawa-jawanya, meskipun sebenarnya yo wong Jowo tulen.. 

     Lahir 4 Februari 1991, sekarang kuliah di Komunikasi UII.. Aku orangnya sederhana aja.. Gak ada yang aneh-aneh.. Just go with the flow.. 

Twitter-ku @WitiaDiphie dan FB-ku Witia Diphie. 

     Nice to meet you all.. :) 

********/*******

     Halo... Nama lengkap saya Chusna Amalia Achmad, Achmad itu nama Bapak saya.

     Tahun 2010 kemarin baru lulus dari Sastra Inggris UNY. Pernah juga kuliah D3 Public Relation (PR) di fakultas Sospol UGM. Rencananya, kepenginnya, cita-citanya, lanjut ke program studi Linguistik Terapan di universitas yang sama. Juga Program Profesi Desainer Grafis VISI Jogja.

     Saya lahir dan besar di Lampung.

     Saya pernah mencoba menjadi penyiar di dua stasiun radio, penerjemah kurang sukses untuk sebuah penerbit, guru les bahasa inggris, tim marketing yang enggak bakat jualan sebuah tempat les bahasa inggris, desainer grafis ambyar, anggota band abal-abal, apa lagi ya, oohh... pernah juga nyoba usaha: dari jualan baju awul-awul via online (RIP), hingga buka warnet dan rental film di Cirebon sama pacar saya (RIP). Udah itu aja.

     Masih bercita-cita menjadi penulis (belum ada tulisan saya yang berhasil tembus ke media cetak, hiks) dan kalau diperbolehkan Tuhan, ingin membuka studio foto khusus pre-wedding. Asiiikkk, amin!!! Kalau pendapatan saya saat ini berasal dari sebuah tempat kost di Bandar Lampung. Masih mencoba melamar kerja di mana-mana, tapi belum ada panggilan.

     Saya orangnya enggak pedean dan pemalu... hahaha... tolong Ponti dan Yuya jangan protes ya. Cuma akhir-akhir ini sadar kalo sifat itu nggak ada gunanya, hehe...

     Senang bisa kenal dengan penulis dan manusia-manusia keren seperti Vic, Terry, Yuya, Ponti, Witia, Deka, Ardhi, Vida, Satya, Vitrie, Widi ... siapa lagi ya? Ya, baru segitu anak-anak NBCJogja yang sudah saya salamin langsung. Mohon bantuannya dalam dunia tulis menulis!

     Twitter saya @amalia_achmad
     Facebook saya Chusna Amalia Achmad Mandala.
     Blog saya zebrainthezoo.blogspot.com

Salam.

********/*******


     Assalamualaikum,

     Salam kenal semua penulis seantero jagad :D

     Langsung saja... Kenalkan nama asli saya: Tri Darmini, nama pena saya: Mieny Angel. Saya perempuan kelahiran Gunung Kidul, 23 Februari 1989. Saya sangat suka dengan dunia tulis menulis. Sejak lama saya suka menulis, tepatnya saat SMA. Selain menulis, saya juga berusaha untuk mengajak sahabat-sahabat saya, menularkan virus cinta budaya baca-tulis. Dan alhamdulilah, banyak dari mereka ketularan virus yang telah saya sebarkan.

     Saya paling suka dengan warna hijau, dan belakangan mencintai hujan. Banyak inspirasi dari kata hujan mau pun kata hijau. Pengalaman menulis belum banyak yach... walau suka menulis sejak SMA, namun sempat vakum dan kembali menulis lagi di akhir 2010 kemarin. Dan alhamdulilah, sejak itu karya-karya saya banyak diakui.

     Karya-karya saya yang telah dibukukan sudah ada sekitar 15-an buku, semuanya masih kroyokan gitu. Hehehe. Doakan saja, semoga suatu hari nanti bisa menelurkan karya solo. Amin. Kalau sekarang lagi menggarap novel duet, doakan semoga tembus ke penerbit. Amin :D

     Cita-cita saya, pengin banget suatu hari nanti menjadi penulis yang benar-benar mampu menyedot perhatian dunia. Amin. Semoga terkabul.

     Yang penasaran dengan saya, bisa kok ngobrol lewat YM : mieny_angel atau follow twitter saya: @mieny_angel atau ke fesbuk http://www.facebook.com/mieny.angel

     Kesibukan saya... gak ada. Saya bukan orang sibuk. Hehehe...

     Oh jangan lupa juga, kalau mau mengintip karya-karya saya bisa singgah di "rumah" saya: http://tridarmini.blogspot.com/ atau juga bisa http://tridarmini.multiply.com/

     Kalau berbagi info kepenulisan, bisa kontak di http://www.menulisyuk.com/ Siapa saja bisa mengirimkan info-info tentang kepenulisan di sana.

     Apa lagi yach? Udah dulu ah perkenalannya.

Wassalamualaikum,
Mieny Angel ^^

********/*******

     Hai...

     Halo teman-teman, kenalkan saya Nanda Mayank. Lahir dan dibesarkan di Lampung, kemudian tinggal di Yogyakarta karena menuntut ilmu.

     Saya nggak ngerti perkenalannya mulai dari mana :) 

     Awalnya mulai menulis di tiga blog milik pribadi. Kemudian bergabung di blog pensiltanpawarna.blogspot.com, tempat nulis bareng-bareng juga. Paling susah bercerita profil. Karena itu lihat saja di about me. Bisa dinilai bagaimana saya dengan membaca tulisan-tulisan saya.   

     Semua (menulis -red-) semata hanya kegemaran, dan bisa bergabung dengan teman-teman yang sehobi, apalagi penulis-penulis di sini, itu sangat menyenangkan bagi saya.

Salam kenal semua.
*salamin satu-satu* ^^

Twitter saya: @nandamayank


********/*******


Profil anggota yang lain mana nih?

Dengan ini diharapkan kita bisa lebih mengenal satu dengan yang lainnya. Selain itu, kita juga bisa saling anjangsana "homepage" masing-masing anggota, dan mungkin bisa saling diskusi/memberi masukan pada konten blognya.

Kirim profil kalian melalui email: nbc.jogja@gmail.com atau cukup reply email dari mailist. Ditunggu ya! :)

PS. Data ini juga digunakan sebagai arsip komunitas NBC Jogja.

Minggu, 13 Maret 2011

Foto-foto dari pre-NBC 1










Belakang (ki-ka) : Victor Hasiholan, Ryu Deka, Satya Bilal, Ponti Almas Karamina, Suryawan

Depan (ki-ka) : Vitrie Kusuma Ayu, Hadwitia Dewi Pertiwi, adiknya Amalia Achmad (lupa namanya :p), Amalia Achmad, Terry Perdanawati


Prologue

Blog ini (nantinya) berisi catatan (dokumentasi) semua hal yang berhubungan dengan NulisBukuClub regional Jogja.

Gabung mailistnya : http://groups.google.com/group/nbc-jogja

*Dari kita, untuk kita, untuk Indonesia*